About Me

Jalan-Jalan ke Masjid Terbesar di Sumatera, Ternyata ada di batam

BatamAlhamdulilah, rasa penasaran saya terobati karena sudah dapat sholat dan melihat langsung Masjid Sultan Mahmud Riayat Syah kota Batam.

Sejak mulai diresmikan beberapa waktu lalu, saya ingin sekali berkunjung ke masjid Agung II Batam. Dan keinginan itu pun terpenuhi. Setiba di masjid, saya kagum dan sebagai umat muslim bangga dengan adanya masjid mengambil nama Sultan Riau-Lingga tersebut.
Setibanya didepan masjid, ada tulisan Sultan Mahmud Riayat Syah yang dipasang menyerupai penulisan dalam bahasa Arab.

Tulisan nama masjid itu pun ditempel pada dinding bermotif corak melayu. Bagian bawahnya juga terdapat kolam yang menampung aliran air dari atas tulisan.
Sejak dibuka untuk umum, Masjid Sultan Mahmud Riayat Syah selalu penuh dikunjungi warga. Masjid ini selain menjadi tempat ibadah, kini juga berfungsi sebagai tempat wisata keluarga.
Warga yang datang berkunjung ke masjid itu kerab mengabadikan dengan berselfi dan berfoto bersama keluarga tepat didepan kolam yang terdapat tulisan bercorak melayu Masjid Mahmud Riayat Syah. 
Batam yang dikenal sebagai kota Industri dan kawasan wisata modern, kini juga terdapat objek wisata rohani bagi umat muslim.

Masjid Sultan Mahmud Riayat Syah diresmikan Pemko Batam beberapa waktu lalu, menghadiran Ustad kondang Abdul Somad. Ribuan masyarakat kala itu pun tumpah ruah, karena bangga di Batam memiliki masjd yang megah.

Masjid yang terletak di Tanjung Uncang Kecamatan Batu Aji ini juga digadang-gadang menjadi masjid terbesar di Provinsi Kepulauan Riau. Dan informasinya masjid ini juga terbesar di wilayah Sumatera.

Masjid itu dibangun di atas lahan seluas 57.114 meter persegi dengan luas bangunan sekitar 41.422 meter persegi. Masjid yang mengadopsi arsitektur Masjid Nabawi di Madina, Arab Saudi bisa menampung 25 ribu jamaah.

Masjid Sultan Mahmud Riayat Syah sengaja dibangun dengan desain perpaduan antara ornamen Arab dan Melayu.  Pembangunan masjid yang menghabiskan duit sekitar Rp260 miliar. 
Selain itu, ada menara, pandang. dengan kubah berukuran 46,42 meter berlukiskan ornamen melayu, masjid ini pun semakin menunjukkan kedekatan hubungan islam dengan bangsa melayu.

Masjid Sultan Mahmud Riayat Syah memiliki kubah utama terbesar di Indonesia, bentangannya mencapai 63 meter. Kubah ini menutupi ruang sholat utama.

Sebetulanya masjid ini punya 3 kubah. Selain kubah utama tadi, ada juga kubah gendong dan kecil. Kubah gendong empat unit berukuran 13,5 meter, dan kubah kecil empat unit berukuran 10,64 meter.
Bagian utama masjid dibangun tanpa kolom, dengan konstruksi space frame. Sementara ruang sholat utama berukuran 3.969 meter persegi dengan kapasitas 5.555 jamaah.
Untuk area payung membrane memiliki luas 5.832 meter persegi dengan kapasitas 8.100 jamaah. Membrane berukuran 25×25 meter dengan tinggi 17 meter terpasang delapan unit.
Menara utama memiliki tinggi 99 meter yang mengambil makna filosofis Asmaul Husna atau nama-nama baik Allah. Menara ini memiliki 21 lantai dan menara pandang dengan tinggi 64,5 meter.
Selain itu juga disediakan satu titik pandang untuk melihat sekeliling Batam yang berada di lantai 16. Untuk memanjakan jamaah maupun pengunjung, juga disediajan lift untuk akses menuju lantai atas.

Lantas masjid ini juga memiliki koridor lantai dasar bagian depan dengan luas 2.087 meter persegi dan bagian belakang seluas 3.051 meter persegi.
Area wudhu pria dan wanita masing-masing 30 unit terletak di lantai dasar. Untuk WC di lantai dasar. Untuk pria dan wanita masing-masing lima unit.
Selain di lantai dasar, tempat wudhu pria dan wanita ada juga di bagian basement (sisi kiri) masing-masing 89 unit.
Untuk lokasi parkir, basement mampu menampung 308 unit mobil dan 331 unit motor. Di halaman masjid area parkir tersedia untuk 10 unit bus, 105 mobil, dan 107 unit motor.

Sekilas Tentang Sultan Mahmud Riyat Syah
Sultan Mahmud Riyat Syah menjadi nama masjid terbesar di Sumatera ini. Ia merupakan Sultan Riau-Lingga. Gelar Pahlawan Nasiona telah disandang Sultan.
Sultan Mahmud Riayat Syah dilahirkan di Dalam Besar Kesultanan Riau Lingga pada tahun 1760. Ia telah diangkat menjadi sultan menggantikan ayahnya sejak usia 2 tahun. Ayahnya wafat ketika ia masih kecil. Sultan Mahmud Riayat Syah mendapat pendidikan di bawah bimbingan paman pamannya antara lain Daing Kamboja dan Raja Haji. Sejak muda Sultan Mahmud Riayat Syah sudah ikut berperang melawan Belanda yang ingin menanamkan pengaruhnya di Riau Lingga.
Perlawanan melawan Belanda mencapai puncaknya pada tanggal  6 Januari 1784. Sultan Mahmud Riayat Syah dan pasukannya berhasil mengalahkan Belanda. Perang ini dikenal juga dengan nama Perang Riau I. Perang Riau II terjadi pada tahun 1787. Saat itu pasukan Sultan Mahmud Riayat Syah bergabung dengan pejuang dari daerah lain. Sultan Mahmud Riayat Syah secara rahasia meminta bantuan kepada Raja Tempasuk di Kalimantan yang memiliki pasukan laut yang kuat. Bantuan itu terdiri dari 90 kapal perang dengan kekuatan 7000 prajurit. Pasukan yang dipimpin oleh Sultan Mahmud Riayat Syah berhasil mengalahkan Belanda.
Sultan Mahmud Riayat Syah sangat gigih berjuang melawan Belanda. Gubernur Jenderal VOC Belanda di Batavia terpaksa mengakui kedaulatan Kesultanan Riau Lingga Johor Pahang di bawah pimpinan Sultan Mahmud Riayat Syah. Inggris yang menduduki Malaka pun mengakui hal yang sama. Pada tanggal 9 September 1795, pasukan Belanda ditarik dari Riau. Benteng Belanda yang ada di sana pun dibongkar. Selain mempertahankan wilayah kesultanannya sendiri, Sultan Mahmud Riayat Syah juga membantu daerah lain untuk mengusir penjajah. Ia mengirimkan sebuah kapal perang lengkap dengan prajurit dan persenjataannya ke Sumatra Timur, Sumatra Selatan, dan Bangka Belitung

Post a Comment

0 Comments