About Me

Materi PAI Kelas 8 Bab 7 Rendah Hati, Hemat, dan Sederhana Membuat Hidup Lebih Mulia

 

Penulis Ahmad Yani, S.Pd.I

Guru SMP Negeri 2 Senayang


1. Membaca Ayat al-Qur’ān tentang Rendah Hati, Hemat, dan Sederhana

Ayat berikut ini berisi pesan-pesan mulia terkait dengan rendah hati, hemat, dan hidup sederhana. Bacalah ayat yang mulia berikut dengan tartil!

Q.S. al-Furqān/25: 63

Q.S. al-Isrā’/17 : 27

2. Mari memahami ilmu tajwid tentang hukum bacaan mad

1). Mad Asli / Mad Thabi’

Disebut mad thabi’i (mad asli) apabila terdapat harakat fathah diikuti alif (ا ); kasrah diikuti ya sukun (ي) dan dhummah diikuti waw sukun ( و ) .

Baca Juga : PAI Kelas 8 Materi BAB 1 Meyakini Kitab-Kita Allah SWT

Materi PAI Kelas 8 Bab 11, Ibadah Puasa

Mater PAI Kelas 8, BAB 9, Hormat dan Patuh Kepada Orangtua dan Guru

Materi PAI Kelas 8 BAB 8, Meneladani Sifat-Sifat Rasul

Materi PAI Kelas 8 BAB 6, Pertumbuhan Islam Pada Masa Umayyah

Materi PAI Kelas 8, BAB 5 Hidup Lebih Tenang dengan Perbanyak Sujud

Materi PAI Kelas 8 Bab 4, Lebih Dekat Kepada Allah dengan Mengamalkan Salat Sunnah

Materi PAI kelas 8 Bab 3, Mengutamakan Kejujuran dan Menegakan Keadilan

Materi PAI Kelas 8, Bab 2, Menghindari Perjudian, Miras dan Pertengkaran

Materi PAI Kelas 8, BAB 1, Beriman Kepada Kitab-Kita Allah SWT


Cara membacanya adalah dibaca panjang 1 alif (2 harakat)

2). Mad wajib Muttasil

Disebut mad wajib muttasil apabila terdapat mad thabi’i diikuti hamzah dalam satu lafaz.

Cara membacanya adalah wajib dibaca panjang 3 Alif (6 harakat)

3). Mad Jaiz Munfasil

Disebut mad jaiz munfaasil apabila terdapat mad thabi’i diikuti hamzah namun dalam lafaz yang berbeda.

Cara membacanya adalah dibaca panjang 1 alif (2 harakat), 2 alif (4 Harakat), atau 2,5 alif (5 harakat)

4). Mad Aridl

Disebut mad aridl apabila terdapat mad thabi’i diikuti waqaf, atau terdapat mad thabi’i di akhir ayat.

Cara membacanya adalah dibaca panjang 1 alif (2 harakat), atau 2 alif (4 Harakat), atau 3 alif (6 harakat)

5). Mad Iwadl

Disebut mad iwadl apabila ada huruf yang fathah tanwin terletak pada waqaf (berhenti pada akhir kalimat.

Cara membacanya panjang 1 alif (2 harakat)

3. Mari Belajar Mengartikan Ayat al-Qur’ān

Q.S. Al-Furqān/25 : 63

Firman Allah:

تَبَارَكَ ٱلَّذِى نَزَّلَ ٱلْفُرْقَانَ عَلَىٰ عَبْدِهِۦ لِيَكُونَ لِلْعَٰلَمِينَ نَذِيرًا

Terjemah :

“Adapun hamba-hamba Tuhan Yang Maha Pengasih itu adalah orang-orang yang berjalan di bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang bodoh menyapa mereka (dengan kata-kata yang menghina), mereka mengucapkan “salam”.

Q.S. al-Isrā’/17 : 27

Firman Allah:

 ٱنَّ ٱلْمُبَذِّرِينَ كَانُوٓا۟ إِخْوَٰنَ ٱلشَّيَٰطِينِ ۖ وَكَانَ ٱلشَّيْطَٰنُ لِرَبِّهِۦ كَفُورًا

Terjemah 

“Sesungguhnya orang-orang yang pemboros itu adalah saudara setan dan setan itu sangat ingkar kepada Tuhannya.”

4. Mari Memahami Pesan-Pesan Mulia dalam Q.S al-Furqan/25:63 dan Q.S al-Isra/17:27

Q.S. al-furqān /25: 63

Di dalam ayat ini Allah mengajarkan agar kita memiliki sifat rendah hati. Sifat rendah hati ini harus diwujudkan dalam setiap perilaku kita, baik terhadap diri kita sendiri terhadap Allah Swt, maupun terhadap orangorang jahil yang menyapa kita.

Rendah hati disebut juga dengan tawadu’. Pengertian tawadu’ adalah sikap diri yang tidak merasa lebih dari orang lain. Orang yang tawadu’ berkeyakinan bahwa semua kelebihan yang ada dalam dirinya sematamata merupakan karunia dari Allah Swt. Lawan kata dari rendah hati adalah tinggi hati, sombong, takabur, atau angkuh.

Allah Swt juga sangat melarang manusia berjalan dengan kesombongan. Firman Allah Swt dalam Q.S. al-Isrā’/17 ayat 37 :

وَلَا تَمْشِ فِى ٱلْأَرْضِ مَرَحًا ۖ إِنَّكَ لَن تَخْرِقَ ٱلْأَرْضَ وَلَن تَبْلُغَ ٱلْجِبَالَ طُولًا

Artinya : “Dan janganlah engkau berjalan di bumi ini dengan sombong…”. (Q.S. al-Isrā’/17 : 37)

Orang yang rendah hati itu derajatnya akan dinaikkan oleh Allah Swt.

Q.S. al-Isrā’/17 : 27

Dalam ayat ini Allah Swt menegaskan bahwa berfoya-foya serta menghambur-hamburkan harta itu adalah pemborosan yang merupakan bagian dari perbuatan setan. Dengan demikian, sudah jelas bahwa tindakan semacam ini sangat dilarang oleh Allah Swt.

Allah mengajarkan kita agar bisa hidup hemat, sederhana, dan peduli kepada orang lain dengan cara suka berderma. Dengan tindakan mulia seperti ini, harta yang kita miliki akan menjadi lebih bermakna bagi diri kita sendiri dan bermanfaat bagi orang lain di sekitar kita. Sungguh indah ajaran Islam.

Di samping memberi contoh sifat hemat, Rasulullah Saw juga memberikan teladan agar kita menjalani hidup dengan kesederhanaan. Rasulullah bukan seorang yang miskin, namun beliau menjalani kehidupan dengan penuh kesederhanaan. Pernyataan ini sesuai dengan Hadis berikut artinya:

“Dari Abu Umamah ia berkata,“Pada suatu hari di sisinya, sahabat Rasulullah saw. Memperbincangkan tentang dunia, maka Rasulullah bersabda:“Tidakkah kalian mendengar? Tidakkah kalian mendengar” Sesungguhnya sederhana dalam berpakaian adalah bagian dari iman. Sesungguhnya sederhana dalam berpakaian adalah bagian dari iman.” Maksudnya adalah berpakaian apa adanya dan pantas.” (H.R. Abu Dawud)

Post a Comment

0 Comments