About Me

Kebersamaan Menguatkan, Alhamdulillah Mahasiswa PPG PAI Lingga Lulus 100 Persen

 

Mahasiswa Asal Lingga mengikuti Program Induksi UIN Sunan Gunung Djati Bandung di SMAN 2 Singkep


Rasa haru bercampur bahagia terpancar dari mahasiswa  Pendidikan Profesi  Guru (PPG) PAI UIN Sunan Gunung Djati Bandung Batch 1 2024 ini dari Kabupaten Lingga Provinsi Kepuluaan Riau (Kepri). Hal ini setelah Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) UIN Bandung mengumumkan hasil Ujian Kinerja (UKIN) dan Ujian Pengetahuan (UP) PPG Batch 1 PAI tahun 2024.

Setelah mengikuti pendidikan selama lebih kurang empat bulan, perjuangan guru PAI dari Kabupaten Lingga selama berstatus mahasiswa PPG ini memberikan hasil yang sangat membahagian, apalagi setelah dinyatakan lulus Ujian Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Guru (UKMPPG).

Setelah berbulan-bulan bergelut dengan laptop, modul, tugas, praktik mengajar, hingga ujian kinerja, kini mahasiswa dapat merasakan manisnya perjuangan yang terbayar. Perjuangan yang sangat banyak mengutas tenaga, energy dan pikiran ini tergantikan dengan hasil yang sangat baik yakni lulus.

Bahkan, ada mahasiswi drop, orangtuanya sakit, kesulitan jaringan listrik, ada juga sedang mengandung.

“Saat PPG ini saya sedang hamil besar. Alhamdulilah, setiap tahap-tahapanya bisa saya lalui dengan semaksimal mungkin,” kata Kurniasari Salah satu peserta PPG PAI UIN Sunan Gunung Djati Bandung asal Kabupaten Lingga ini.

“Perjalanan ini sungguh luar biasa. Banyak pelajaran yang telah kami dapatkan dari setiap tetes perjuangan ini. Kami bukan hanya belajar menjadi guru yang kompeten, tetapi juga memahami arti ketulusan dalam mengabdikan ilmu untuk anak bangsa,” tambahnya.

Berbeda dengan kisah Fenni Gustia Roza, guru PAI dari Kabupaten Lingga bertugas disalah satu pulau terluar yakni Pulau Pekajang, harus menemupuh perjalanan laut yang cukup jauh. Bahkan, selama menjalankan pendidikan ia sempat drof.

“Saya sempat drof dan harus dirawat di rumah sakit. Bahkan Ibu saya juga masuk rumah sakit di saat saya mengikuti PPG ini,” cerita Fenni.

Fenni mengatakan perjuangan untuk guru professional ini membutuhkan perjuangan. Dan ia mengakui sangat berterimakasih kepada suami yang telah mendampingi dirinya selama mengikuti PPG.

“Alhamdulillah, lulus UKMPPG PAI UIN Sunan Gunung Djati. Terimakah kepada semua pihak yang telah membantu saya selama ini,’” ujarnya.  

Jalan Penuh Tantangan

Sejak awal bergabung dalam program PPG, mahasiswa dihadapkan pada jadwal padat, mulai dari teori, praktik lapangan, hingga pembuatan video Projek Penguatan Profil Pelajaran Pancasila dan Profil Pelajaran Rahmatan Lil Alamin (P5PPRAA).

Selama pendidikan, mahasiswa Katagori 2(K2) harus membuat sekitar 5 video pembelajaran dengan berbagai model. Mulai dari PBL, PJBL, TPACK, DBL dan P5PPRAA. Dan satu lagi video Ukin. Jadi ada 6 video pembelajaran dengan durasi lebih kurang 20 menit harus dibuat saat praktek lapanagan.  

Namun, bagi mahasiswa PPG UIN Sunan Gunung Djati Bandung ini, hal  tantangan tersebut justru menjadi penyemangat untuk terus belajar.

“Ketika saya berhasil menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning di kelas dan melihat siswa mulai memahami pentingnya tabayyun dan menghindari gibah, saya merasa inilah esensi menjadi seorang guru,” tambah Ahmad Yani.

Kebersamaan yang Menguatkan

Meskipun berasal dari berbagai daerah dan latar belakang, mahasiswa PPG Batch 1 2024 menjadikan keberagaman sebagai kekuatan. “Kami saling mendukung. Kalau ada yang kesulitan dengan modul, yang lain siap membantu. Rasa kekeluargaan inilah yang membuat kami bertahan,” kata Maria, salah satu mahasiswa lainnya.

Kebersamaan tersebut semakin erat saat mereka menghadapi ujian komprehensif dan ujian kinerja. Mereka sering mengadakan diskusi daring, berbagi materi belajar, dan saling memberi motivasi. “Rasanya seperti keluarga besar yang bersama-sama menuju tujuan yang sama,” ungkap Maria.

Cahaya Asa di Ujung Perjalanan

Kini, di penghujung program, mahasiswa PPG Batch 1 UIN Sunan Gunung Djati Bandung 2024 tinggal menunggu hasil akhir. Meski demikian, kebahagiaan telah menyelimuti hati mereka. Tidak hanya karena perjuangan yang sudah hampir selesai, tetapi juga karena bekal yang mereka dapatkan untuk menjadi guru yang profesional, kompeten, dan berakhlak mulia.

“Bagi saya, kebahagiaan ini bukan sekadar tentang kelulusan. Ini tentang bagaimana saya siap menjalankan amanah sebagai pendidik. Ilmu yang saya dapat di sini adalah bekal untuk masa depan siswa-siswa saya,” ujar Ahmad dengan penuh harap.

Dengan semangat yang membara, mahasiswa PPG ini siap melangkah ke dunia pendidikan sebagai agen perubahan. Mereka percaya bahwa menjadi guru bukan sekadar profesi, tetapi panggilan jiwa untuk mencetak generasi penerus bangsa yang unggul dan berkarakter.

 


Post a Comment

0 Comments